Profil Usaha Kopi Bubuk




1.1.       Latar Belakang
Saat ini, pasar kopi olahan sudah menjadi industri yang sangat terfragmentasi. Dengan lebih dari 500 perusahaan pengolahan kopi di Indonesia, maka tingkat persaingan di industri ini sudah pasti sangat tinggi. Secara garis besar, pemain di industri ini dapat dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu mereka yang menggarap pasar nasional dan mereka yang bermain di pasar-pasar lokal.
Dari sudut pandang permintaan, pasar kopi bubuk di Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, konsumsi kopi per kapita per minggu di Indonesia hanyalah sekitar 20%-nya. Ini tentu saja merupakan indikator bagi daya tarik pasar.
Saat ini terdapat sejumlah pemain untuk kategori produk kopi instan. Banyaknya kompetitor merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan dunia usaha. Dalam memasarkan suatu produk sangat diperlukan kepaduan 4P yaitu Product, Price, Place, Promotion. Strategi marketing mix dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan mempertahankan awareness produk di mata pelanggan
1.2       Sejarah Perusahaan
Perusahaan Kopi Bubuk Maju Perkasa merupakan perusahaan yang didirikan di kota Bandung  pada tahun 2007. Kami memiliki pengalaman dalam mengolah kopi sejak tahun 1985 (dengan Merk Kopi "ardha kopi").
Perusahaan ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana menggunakan merek "Nikmat". Sehubungan dengan kualitas kopi kami yang selalu dijaga, permintaan akan kopi merek kami pun semakin berkembang.
Pada tahun 2011, karena banyaknya permintaan dari konsumen, kami pun memproduksi produk baru dengan merek "Medali" pada tahun 2011 dengan harga yang sangat terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas dari kopi.
Perusahaan kami selalu menggunakan bahan2 yang terbaik sehingga menjadikan Kopi Nikmat dan Kopi Medali terjaga betul kualitasnya.

2.1.       Sejarah dan Profile Perusahaan
Nama perusahaan          : Kopi Bubuk Maju Perkasa
Badan hukum                : Perseroan Terbatas
Berdiri                           : 1 Agustus 2007
 Luas bangunan              : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2


2.2.       Visi, Misi, dan Tujuan Korporasi
Visi        : Menjadi perusahaan kopi instan terkemuka dan terbesar di dunia
Misi       : 1) Mengubah paradigma cara penyajian kopi instan dengan menawarkan kepraktisan kopi celup bercita rasa khas tinggi.
                2)  Market leader dalam pasar kopi instan.
3)  Menciptakan trend baru penyajian kopi untuk gaya hidup dinamis dan modern.
Tujuan   : 1)  Memenuhi kepuasan konsumen melalui kepraktisan penyajian kopi celup.
2)  Memaksimumkan profit perusahaan
Motto    : “ Bagi kami, Kepuasan konsumen adalah segalanya ”

STRUKTUR ORGANISASI

A.      Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B.       Pengertian Dari Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan diinginkan.Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang  lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
C.      Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
D.      Beberapa Teori Organisasi.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.







A. Deskripsi produk
1.Desain dalam bisnis ini yang paling utama adalah bahan baku berupa kopi setelah itu kita siapkan tempat untuk mesin penggiling,oven dan penjemuran kopi.supaya produk ini berjalan terus maka kita harus melakukan penimbunan bahan baku karena pohon kopi tidak bisa berbuah secara terus menerus tetapi hanya dapat berbuah dalam jangka satu tahun sekali.
2.Teknologi
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
3.Keunikan
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
4.Daya saing
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.

B. Analisa pasar
1.Segmen pasar
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan
pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
2.Harga
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg
3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerah
tersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya
produk ini dikenal banyak orang.

 C.Promosi
Kita kan melakukan berbagai macam cara untuk mempromosikan produk ini mulai dari memasokan kepada agen-agen,membuka toko sendiri didekat  pabrik,mengiklankanya melalui media masa Koran dan radio.


Peralatan dan perlengkapan
1.Jenis Alat
a.Wadah
b.Gunting
c.Karung
d.Tempat sampah
e.Dan lain-lain
2.Peralatan
a.Mesin penggiling
b.Oven kopi
3.Perlengkapan
 a.Sepatu boot
  b.Sarung tangan
 c.Masker


G.Rencana keuangan
A. Biaya langsung :
a.Gedung pabrik Rp 10.000.000
b.Mesin penggiling RP 2.500.000
c.Oven kopi Rp 2.000.000
d.Perlengkapan lain Rp 700.000 +Jumlah Rp 15.200.000

B. Biaya tak langsung perbulan :
a.Bahan baku kopi untuk 1000 kg @1000 X 10.000
RP 10.000.000
b.Bahan Tambah Rp 1.000.000
c.Kemasan produk Rp 500.000 +Jumlah Rp
11.500.000

Total pengeluaran = biaya langsung + biaya tak
langsung
= Rp 15.200.000 + Rp 11.500.000
= Rp 26.700.000
C. Biaya operasional tiap bulan:
a.Bahan baku               = Rp 10.000.000
b.Bahan Tambah         = Rp 1.000.000
c.Kemasan produk      = Rp 500.000
d.Listrik                       = Rp 200.000
e.Penyusutan               = Rp 500.000
f.Operasi penjualan     = Rp 500.000
g.Gaji pegawai            = Rp 1.200.000 (untuk 2 orang
perbulan ) +Jumlah Rp 13.900.000
Catatan : 1 kg kopi menjadi 0,7 kg bubuk kopi
Berarti untuk 1000 kg kopi menghasilkan 700 kg
bubuk Harga jual dipasar Rp 24.000 Maka laba kotor : 700 X 24.000
: Rp 16.800.000 Laba bersih : laba kotor – biaya operasional
: Rp.16.800.000 – Rp.13.900.000
: Rp 2.900.000
4. Bisnis rasio
Modal : laba
Rp.26.700.000 : RP 2.900.000
9,2 : 1 Jadi labanya 10,8 % dari modal maka dalam jangka
1 tahun modal telah kembali
.


              Analisa Swot
             Berdasarkan analisa internal dan eksternal diperoleh butir-butir kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.Melalui proses pembobotan penilaian yang disepakati oleh yang berwenang di PT Maju Perkasa , maka dapat dilihat derajad pentingnya butir – butir. Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman). Kemudian setelah diolah data, diperoleh bobot dan rating setiap unsut matriks SWOT. Berdasarkan setiap factor dari Strengh, Weakness, Opportunity, dan Threat diberi nilai 1,00. Sedangkan untuk Rating setiap Faktor diberi kriteria :


Untuk rating faktor Strength diberi kriteria :
  • Rating 1      : Sedikit Kuat
  • Rating 2      : Agak Kuat
  • Rating 3      : Kuat
  • Rating 4      : Sangat Kuat

Untuk rating faktor Weakness diberi kriteria :
  • Rating 1      : Sedikit Lemah
  • Rating 2      : Agak Lemah
  • Rating 3      : Lemah
  • Rating 4      : Sangat Lemah

Untuk rating faktor Threat diberi kriteria :
  • Rating 1      : Sedikit Mengancam
  • Rating 2      : Agak Mengancam
  • Rating 3      : Mengancam
  • Rating 4      : Sangat Mengancam

Untuk rating faktor Opportunity diberi kriteria :
  • Rating 1      : Sedikit Peluang
  • Rating 2      : Agak Peluang
  • Rating 3      : Peluang
  • Rating 4      : Sangat Peluang

  • Proses Pengolahan
     Pengolahan Kopi Cara Basah (Fully Washed)
    Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
    pada skema berikut :
    Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian ->
    Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah ->
    Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan

    1.Pengupasan Kulit Buah Kopi
    Pengupasan kulit buah dilakukan dengan
    menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang
    terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam
    silinder bersamaan dengan buah yang akan
    dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas
    dasar ukuran sebelum dikupas.




    a. Fermentasi Kopi
    1. Fermentasi umumnya dilakukan untuk
    pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk
    meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan
    kulit tanduk biji kopi. Selain itu, fermentasi
    mengurangi rasa pahit dan mendorong
    terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi arabika.
    2. Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah
    dengan merendam biji kopi dalam genangan air,
    atau fermentasi cara kering dengan cara
    menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah
    plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi
    HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung
    goni.
    3. Agar fermentasi berlangsung merata,
    pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam
    sehari.
    4. Lama fermentasi bervariasi tergantung pada
    jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta
    ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir
    fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan
    lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu
    fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.
     b. Pencucian
    • Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir
    hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.
    • Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan
    secara manual di dalam bak atau ember,
    sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.




    c. Pengeringan
    1. Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan
    air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum
    12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman

    2. Dikemas dalam karung dan disimpan dalam
    gudang pada kondisi lingkungan tropis.

    3. Pengeringan dilakukan dengan cara
    penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.

    4. Penjemuran merupakan cara yang paling mudah
    dan murah untuk pengeringan biji kopi.
    Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau
    lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian
    tengah lantai.

    5. Ketebalan hamparan biji kopi HS dalam
    penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji.
    Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi
    masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar
    air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat berlangsung
    2 – 3 minggu.

    6. Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca
    tidak memungkinkan untuk melakukan
    penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena
    membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup
    besar dan tenaga pelaksana yang terlatih. Dengan
    mengoperasikan pengering mekanis secara terus
    menerus siang dan malam dengan suhu 45 – 500 C,
    dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %. Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C
    untuk pengeringan kopi Arabika harus dihindari
    karena dapat merusak citarasanya. Sedangkan
    untuk kopi Robusta, biasanya diawali dengan suhu
    lebih tinggi, yaitu sampai 90 – 1000C dengan waktu
    20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %, (pemanasan yang lebih singkat), karena
    jika terlalu lama maka warna permukaan biji kopi
    cenderung menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta
    dibutuhkan waktu 20-24 jam untuk mencapai
    kadar air 12,5 %.

    7. Proses pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua tahap.
    Tahap pertama adalah penjemuran
    untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 –
    25 %, dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu
    dengan menggunakan mesin pengering. Apabila
    biji kopi sudah dijemur terlebih dahulu hingga
    mencapai kadar air 20 – 25 %, maka untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu
    pengeringan dengan mesin pengering selama 24 –
    36 jam dengan suhu 45-50 0C.
    d. Pengupasan kulit kopi HS
    Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji
    kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan
    menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum
    dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi
    hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu
    (tempering) selama minimum 24 jam.
    1. Pengolahan Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
    Pengolahan secara semi basah saat ini banyak
    diterapkan oleh petani kopi arabika di NAD,
    Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Cara
    pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan
    citarasa yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara basah penuh (WP). Ciri
    khas kopi yang diolah secara semi-basah ini adalah
    berwarna gelap dengan fisik kopi agak
    melengkung. Kopi Arabika cara semi-basah
    biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah
    dengan body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh.
    Proses cara semi-basah juga dapat diterapkan
    untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah
    secara semi-basah mutunya sangat baik. Proses
    pengolahan secara semi-basah lebih singkat
    dibandingkan dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat menghasilkan biji kopi hasil
    olah semi-basah yang baik, maka harus mengikuti
    prosedur pengolahan yang tepat, yaitu seperti
    pada gambar berikut :
    Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
    buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan
    kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 –
    13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan
    dan penggudangan


    a. Pengupasan kulit buah
    1. Proses pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat
    dikupas dengan baik, buah kopi harus tepat masak
    (merah) dan dilakukan sortasi buah sebelum
    dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan
    air untuk memisahkan buah yang diserang hama.
    2. Pengupasan dapan menggunakan pulper dari kayu atau metal. Jarak silinder dengan silinder
    pengupas perlu diatur agar diperoleh hasil kupasan
    yang baik (utuh, campuran kulit minuman)
    beberapa tipe pulper memerlukan air untuk
    membantu proses pengupasan
    3. Biji HS dibersihkan dari kotoran kulit dan lainnya sebelum difermentasi.

    b. Fermentasi dan Pencucian
    1. Untuk memudahkan proses pencucian, biji kopi
    HS perlu difermentasi selama semalam atau lebih.
    Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir,
    proses fermentasi dapat dilalui
    .
    2. Proses fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat dari
    plastik yang bersih.
    3. Setelah difermentasi semalam kopi HS dicuci
    secara manual atau menggunakan mesin pencuci
    (washer).

    c. Pengeringan awal
    • Pengeringan awal dimaksudkan untuk mencapai
    kondisi tingkat kekeringan tertentu dari bagian
    kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas
    walaupun kondisi biji masih relatif basah.
    • Proses pengeringan dapat dilakukan dengan
    penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar air mencapai sekitar ± 40 %, dengan tebal lapisan kopi
    kurang dari 3 cm (biasanya hanya satu lapis)
    dengan alas dari terpal atau lantai semen.
    • Biji kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat
    kekeringannya seragam.
    • Jaga kebersihan kopi selama pengeringan. d. Pengupasan kulit tanduk/cangkang
    Pengupasan kulit tanduk/cangkang pada kondisi
    biji kopi masih relatif basah dapat dilakukan
    dengan menggunakan huller yang didisain khusus
    untuk proses tersebut. Agar kulit dapat dikupas
    maka kondisi kulit harus cukup kering walaupun kondisi biji yang ada didalamnya masih basah:
    1. Pastikan kondisi huller bersih, berfungsi normal
    dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
    mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
    2. Lakukan pengupasan sesaat setelah
    pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
    dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
    kembali
    3. Atur aturan huller dan aliran bahan kopi agar
    diperoleh proses pengupasan yang optimum.
    Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji.
    Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit
    tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
    (aspirasi) setalah kopi dikeringkan
    4. Biji kopi labu yang keluar harus segera
    dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang
    dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau
    citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
    mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
    5. Bersihkan huller setelah digunakan, agar sisa-
    sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.


    e. Pengeringan biji kopi labu
    1. Keringkan biji kopi labu hasil pengupasan
    dengan penjemuran atau menggunakan mesin
    pengering mekanis
    2. Aturan tebal hamparan biji kopi kurang dari 5 cm, gunakan alas pelastik atau terpal atau latai
    semen. Hindari penjemuran langsung diatas
    permukaan tanah.
    3. Balik-balik massa kopi agar proses pengeringan
    seragam dan lebih cepat.
    4. Tuntaskan proses pengeringan sampai dicapai kadar air biji 11-12% biasanya diperlukan waktu
    3-5 hari dalam kondisi normal
    5. Hindari penyimpanan biji kopi yang belum kering
    dalam waktu yang lebih dari 12 jam, karena akan
    rusak akibat dari serangan jamur.

    F. Sortasi Kopi Beras
    • Sortasi dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari
    kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun,
    kayu atau kulit kopi.
    • Biji kopi beras juga harus disortasi secara fisik
    atas dasar ukuran dan cacat biji. Sortasi ukuran
    dapat dilakukan dengan ayakan mekanis maupun dengan manual.
    • Pisahkan biji-biji kopi cacat agar diperoleh massa
    biji dengan nilai cacat sesuai dengan ketentuan SNI
    01-2907-1999

    G. Pengemasan dan Penggudangan
    1. Kemas biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label sesuai
    dengan ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan
    tumpukan kopi dalam gudang yang bersih, bebas
    dari bau asing dan kontaminasi lainnya
    2. Karung diberi label yang menunjukkan jenis
    mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan pelarut non minyak.
    3. Gunakan karung yang bersih dan jauhkan dari
    bau-bau asing
    4. Atur tumpukan karung kopi diatas landasan
    kayu dan beri batas dengan dinding
    5. Monitor kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap
    organisme gangguan (tikus, serangga, jamur, dll)
    dan faktor-faktor lain yang dapat merusak kopi
    6. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
    penggudangan adalah: kadar air, kelembaban
    relatif dan kebersihan gudang. 7. Kelembaban ruangan gudang sebaiknya 70 %.