Profil Usaha Kopi Bubuk
1.1. Latar Belakang
Saat ini, pasar
kopi olahan sudah menjadi industri yang sangat terfragmentasi. Dengan lebih
dari 500 perusahaan pengolahan kopi di Indonesia, maka tingkat persaingan di
industri ini sudah pasti sangat tinggi. Secara garis besar, pemain di industri
ini dapat dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu mereka yang menggarap
pasar nasional dan mereka yang bermain di pasar-pasar lokal.
Dari sudut
pandang permintaan, pasar kopi bubuk di Indonesia masih memiliki potensi yang
cukup besar. Dibandingkan dengan Amerika Serikat, konsumsi kopi per kapita per
minggu di Indonesia hanyalah sekitar 20%-nya. Ini tentu saja merupakan
indikator bagi daya tarik pasar.
Saat ini
terdapat sejumlah pemain untuk kategori produk kopi instan. Banyaknya
kompetitor merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam persaingan dunia
usaha. Dalam memasarkan suatu produk sangat diperlukan kepaduan 4P yaitu
Product, Price, Place, Promotion. Strategi marketing mix dalam memenuhi
kepuasan pelanggan dan mempertahankan awareness produk di mata pelanggan
1.2 Sejarah Perusahaan
Perusahaan Kopi Bubuk Maju Perkasa merupakan
perusahaan yang didirikan di kota Bandung pada tahun 2007. Kami memiliki pengalaman
dalam mengolah kopi sejak tahun 1985 (dengan Merk Kopi "ardha kopi").
Perusahaan ini mulai tumbuh dari sebuah industri rumah tangga sederhana
menggunakan merek "Nikmat". Sehubungan dengan kualitas kopi kami yang
selalu dijaga, permintaan akan kopi merek kami pun semakin berkembang.Pada tahun 2011, karena banyaknya permintaan dari konsumen, kami pun memproduksi produk baru dengan merek "Medali" pada tahun 2011 dengan harga yang sangat terjangkau tetapi tidak mengurangi kualitas dari kopi.
Perusahaan kami selalu menggunakan bahan2 yang terbaik sehingga menjadikan Kopi Nikmat dan Kopi Medali terjaga betul kualitasnya.
2.1.
Sejarah dan Profile Perusahaan
Nama perusahaan
: Kopi Bubuk Maju Perkasa
Badan hukum : Perseroan Terbatas
Berdiri : 1 Agustus 2007
Luas bangunan : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2
Badan hukum : Perseroan Terbatas
Berdiri : 1 Agustus 2007
Luas bangunan : 55,82 x 107,74 m atau sekitar 6000 m2
2.2.
Visi, Misi, dan Tujuan Korporasi
Visi
: Menjadi perusahaan kopi instan terkemuka
dan terbesar di dunia
Misi
: 1) Mengubah paradigma cara penyajian kopi
instan dengan menawarkan kepraktisan kopi celup bercita rasa khas tinggi.
2)
Market leader dalam pasar kopi instan.
3)
Menciptakan trend baru penyajian kopi untuk gaya hidup dinamis dan
modern.
Tujuan
: 1) Memenuhi kepuasan konsumen melalui kepraktisan penyajian kopi celup.
2)
Memaksimumkan profit perusahaan
Motto
: “ Bagi kami, Kepuasan konsumen adalah segalanya ”
STRUKTUR ORGANISASI
A. Pengertian organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Pengertian Dari Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapkan dan diinginkan.Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan.
C. Pengertian Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
D. Beberapa Teori Organisasi.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
A.
Deskripsi produk
1.Desain dalam bisnis ini yang
paling utama adalah bahan baku berupa kopi setelah itu kita siapkan tempat untuk mesin penggiling,oven dan penjemuran kopi.supaya produk ini berjalan terus maka kita harus melakukan penimbunan
bahan baku karena pohon kopi tidak bisa berbuah secara terus menerus tetapi hanya dapat berbuah dalam jangka satu tahun sekali.
2.Teknologi
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
Teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana yang tepat guna.
3.Keunikan
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
Keunikan produk ini adalah dari segi rasa karena rasa adalah segalanya. Rasa dari produk ini
berbeda dengan yang lain karena bubuk asli tanpa campuran sama sekali.
4.Daya saing
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.
Untuk meningkatkan daya saing dipasaran maka kami akan menawarkan bubuk kopi asli ini dengan menyatakan bahwa bubuk kopi ini tidak mengandung campuran-campuran sama sekali
seperti dicampur dengan beras atau jagung.
B. Analisa pasar
1.Segmen pasar
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan
pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
Segmen pasar yang kami tuju adalah semua elemen pasar .Pasar yang ingin dicapai merupakan
pasar tingkat daerah mulai dari ekonomi menegah kebawah ataupun menengah keatas.produk ini juga harus mengikuti tren pasar saat ini dengan cara membuat kemasaan produk yang menarik
pembeli
2.Harga
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg
3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerah
tersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya
produk ini dikenal banyak orang.
Harga produk ini bersaing dengan yang lainnya
dengan harga Rp 24.000 per kg atau Rp 6.000
untuk ¼ kg
3.Strategi pemasaran
Strategi pemasaran dilakukan dengan mendistribusikan produk tersebut keberbagai
daerah terutama daerah dengan suhu udara dingin karena minuman kopi sangat cocok didaerah
tersebut.selian itu perlu dipasang sebuah iklan dimedia masa seperti Koran dan radio supaya
produk ini dikenal banyak orang.
C.Promosi
Kita kan melakukan berbagai macam
cara untuk mempromosikan produk ini mulai dari memasokan kepada agen-agen,membuka toko sendiri didekat pabrik,mengiklankanya melalui media masa Koran dan radio.
Peralatan dan perlengkapan
1.Jenis Alat
a.Wadah
b.Gunting
c.Karung
d.Tempat sampah
e.Dan lain-lain
2.Peralatan
a.Mesin penggiling
b.Oven kopi
3.Perlengkapan
a.Sepatu boot
b.Sarung
tangan
c.Masker
G.Rencana
keuangan
A. Biaya langsung :
a.Gedung pabrik Rp 10.000.000
b.Mesin penggiling RP
2.500.000
c.Oven kopi Rp 2.000.000
d.Perlengkapan lain Rp 700.000
+Jumlah Rp 15.200.000
B. Biaya tak langsung
perbulan :
a.Bahan baku kopi untuk 1000 kg
@1000 X 10.000
RP 10.000.000
RP 10.000.000
b.Bahan Tambah Rp 1.000.000
c.Kemasan produk Rp 500.000 +Jumlah
Rp
11.500.000
11.500.000
Total pengeluaran = biaya langsung
+ biaya tak
langsung
= Rp 15.200.000 + Rp 11.500.000
= Rp 26.700.000
langsung
= Rp 15.200.000 + Rp 11.500.000
= Rp 26.700.000
C. Biaya operasional tiap
bulan:
a.Bahan baku = Rp
10.000.000
b.Bahan Tambah = Rp
1.000.000
c.Kemasan produk = Rp
500.000
d.Listrik =
Rp 200.000
e.Penyusutan = Rp
500.000
f.Operasi penjualan =
Rp 500.000
g.Gaji pegawai =
Rp 1.200.000 (untuk 2 orang
perbulan ) +Jumlah Rp 13.900.000
perbulan ) +Jumlah Rp 13.900.000
Catatan : 1 kg kopi menjadi 0,7 kg
bubuk kopi
Berarti untuk 1000 kg kopi menghasilkan 700 kg
bubuk Harga jual dipasar Rp 24.000 Maka laba kotor : 700 X 24.000
: Rp 16.800.000 Laba bersih : laba kotor – biaya operasional
: Rp.16.800.000 – Rp.13.900.000
: Rp 2.900.000
Berarti untuk 1000 kg kopi menghasilkan 700 kg
bubuk Harga jual dipasar Rp 24.000 Maka laba kotor : 700 X 24.000
: Rp 16.800.000 Laba bersih : laba kotor – biaya operasional
: Rp.16.800.000 – Rp.13.900.000
: Rp 2.900.000
4. Bisnis rasio
Modal : laba
Rp.26.700.000 : RP 2.900.000
9,2 : 1 Jadi labanya 10,8 % dari modal maka dalam jangka
1 tahun modal telah kembali.
Rp.26.700.000 : RP 2.900.000
9,2 : 1 Jadi labanya 10,8 % dari modal maka dalam jangka
1 tahun modal telah kembali.
Analisa Swot
Berdasarkan analisa internal dan eksternal diperoleh butir-butir kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.Melalui proses pembobotan penilaian yang disepakati oleh yang berwenang di PT Maju Perkasa , maka dapat dilihat derajad pentingnya butir – butir. Strenght (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threat (Ancaman). Kemudian setelah diolah data, diperoleh bobot dan rating setiap unsut matriks SWOT. Berdasarkan setiap factor dari Strengh, Weakness, Opportunity, dan Threat diberi nilai 1,00. Sedangkan untuk Rating setiap Faktor diberi kriteria :
Untuk rating faktor Strength diberi kriteria :
- Rating 1 : Sedikit Kuat
- Rating 2 : Agak Kuat
- Rating 3 : Kuat
- Rating 4 : Sangat Kuat
Untuk rating faktor Weakness diberi kriteria :
- Rating 1 : Sedikit Lemah
- Rating 2 : Agak Lemah
- Rating 3 : Lemah
- Rating 4 : Sangat Lemah
Untuk rating faktor Threat diberi kriteria :
- Rating 1 : Sedikit Mengancam
- Rating 2 : Agak Mengancam
- Rating 3 : Mengancam
- Rating 4 : Sangat Mengancam
Untuk rating faktor Opportunity diberi kriteria :
- Rating 1 : Sedikit Peluang
- Rating 2 : Agak Peluang
- Rating 3 : Peluang
- Rating 4 : Sangat Peluang
-
Proses PengolahanPengolahan Kopi Cara Basah (Fully Washed)
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
pada skema berikut :
Panen Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan -> Pencucian ->
Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah ->
Sortasi Buah -> Pengemasan dan penyimpanan
1.Pengupasan Kulit Buah Kopi
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan
menggunakan alat dan mesin pengupas kulit buah (pulper). Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang
terbuat dari kayu atau metal. Air dialirkan kedalam
silinder bersamaan dengan buah yang akan
dikupas. Sebaiknya buah kopi dipisahkan atas
dasar ukuran sebelum dikupas.
a. Fermentasi Kopi1. Fermentasi umumnya dilakukan untuk
pengolahan kopi Arabika, bertujuan untuk
meluruhkan lapisan lendir yang ada dipermukaan
kulit tanduk biji kopi. Selain itu, fermentasi
mengurangi rasa pahit dan mendorong
terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhan kopi arabika.
2. Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah
dengan merendam biji kopi dalam genangan air,
atau fermentasi cara kering dengan cara
menyimpan biji kopi HS basah di dalam wadah
plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi
HS di dalam bak semen dan ditutup dengan karung
goni.
3. Agar fermentasi berlangsung merata,
pembalikan dilakukan minimal satu kali dalam
sehari.4. Lama fermentasi bervariasi tergantung pada
jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta
ketebalan tumpukan kopi di dalam bak. Akhir
fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan
lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu
fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.b. Pencucian
• Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir
hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk.
• Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan
secara manual di dalam bak atau ember,
sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.c. Pengeringan
1. Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan
air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum
12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman
2. Dikemas dalam karung dan disimpan dalam
gudang pada kondisi lingkungan tropis.3. Pengeringan dilakukan dengan cara
penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya.
4. Penjemuran merupakan cara yang paling mudah
dan murah untuk pengeringan biji kopi.
Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau
lantai jemur. Profil lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5 – 7 o dengan sudut pertemuan di bagian
tengah lantai.
5. Ketebalan hamparan biji kopi HS dalam
penjemuran sebaiknya 6 – 10 cm lapisan biji.
Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi
masih basah. Pada areal kopi Arabika, yang umumnya didataran tinggi, untuk mencapai kadar
air 15 -17 %, waktu penjemuran dapat berlangsung
2 – 3 minggu.
6. Pengeringan mekanis dapat dilakukan jika cuaca
tidak memungkinkan untuk melakukan
penjemuran. Pengeringan dengan cara ini sebaiknya dilakukan secara berkelompok karena
membutuhkan peralatan dan investasi yang cukup
besar dan tenaga pelaksana yang terlatih. Dengan
mengoperasikan pengering mekanis secara terus
menerus siang dan malam dengan suhu 45 – 500 C,
dibutuhkan waktu 72 jam untuk mencapai kadar air 12,5 %. Penggunaan suhu tinggi di atas 600 C
untuk pengeringan kopi Arabika harus dihindari
karena dapat merusak citarasanya. Sedangkan
untuk kopi Robusta, biasanya diawali dengan suhu
lebih tinggi, yaitu sampai 90 – 1000C dengan waktu
20 – 24 jam untuk mencapai kadar air maksimum 12,5 %, (pemanasan yang lebih singkat), karena
jika terlalu lama maka warna permukaan biji kopi
cenderung menjadi kecoklatan Untuk kopi Robusta
dibutuhkan waktu 20-24 jam untuk mencapai
kadar air 12,5 %.7. Proses pengeringan kombinasi dilakukan dalam dua tahap.Tahap pertama adalah penjemuran
untuk menurunkan kadar air biji kopi sampai 20 –
25 %, dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu
dengan menggunakan mesin pengering. Apabila
biji kopi sudah dijemur terlebih dahulu hingga
mencapai kadar air 20 – 25 %, maka untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu
pengeringan dengan mesin pengering selama 24 –
36 jam dengan suhu 45-50 0C.
d. Pengupasan kulit kopi HS
Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji
kopi dari kulit tanduk yang menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin pengupas (huller). Sebelum
dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi
hasil pengeringan didinginkan terlebih dahulu
(tempering) selama minimum 24 jam.
- Pengolahan
Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
Pengolahan secara semi basah saat ini banyak
diterapkan oleh petani kopi arabika di NAD,
Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Cara
pengolahan tersebut menghasilkan kopi dengan
citarasa yang sangat khas, dan berbeda dengan kopi yang diolah secaara basah penuh (WP). Ciri
khas kopi yang diolah secara semi-basah ini adalah
berwarna gelap dengan fisik kopi agak
melengkung. Kopi Arabika cara semi-basah
biasanya memiliki tingkat keasaman lebih rendah
dengan body lebih kuat dibanding dengan kopi olah basah penuh.
Proses cara semi-basah juga dapat diterapkan
untuk kopi Robusta. Secara umum kopi yang diolah
secara semi-basah mutunya sangat baik. Proses
pengolahan secara semi-basah lebih singkat
dibandingkan dengan pengolahan secara basah penuh. Untuk dapat menghasilkan biji kopi hasil
olah semi-basah yang baik, maka harus mengikuti
prosedur pengolahan yang tepat, yaitu seperti
pada gambar berikut :
Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit
buah merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % -> Pengupasan
kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 –
13 % -> Sortasi dan pengemasan -> Penyimpanan
dan penggudangan
a. Pengupasan kulit buah
1. Proses pengupasan kulit buah (pulp) sama dengan pada cara basah-penuh. Untuk dapat
dikupas dengan baik, buah kopi harus tepat masak
(merah) dan dilakukan sortasi buah sebelum
dikupas, yaitu secara manual dan menggunakan
air untuk memisahkan buah yang diserang hama.
2. Pengupasan dapan menggunakan pulper dari kayu atau metal. Jarak silinder dengan silinder
pengupas perlu diatur agar diperoleh hasil kupasan
yang baik (utuh, campuran kulit minuman)
beberapa tipe pulper memerlukan air untuk
membantu proses pengupasan
3. Biji HS dibersihkan dari kotoran kulit dan lainnya sebelum difermentasi.b. Fermentasi dan Pencucian
1. Untuk memudahkan proses pencucian, biji kopi
HS perlu difermentasi selama semalam atau lebih.
Apabila digunakan alat-mesin pencuci lendir,
proses fermentasi dapat dilalui.2. Proses fermentasi dilakukan secara kering dalam wadah karung plastik atau tempat dari
plastik yang bersih.
3. Setelah difermentasi semalam kopi HS dicuci
secara manual atau menggunakan mesin pencuci
(washer).
c. Pengeringan awal• Pengeringan awal dimaksudkan untuk mencapai
kondisi tingkat kekeringan tertentu dari bagian
kulit tanduk/cangkang agar mudah dikupas
walaupun kondisi biji masih relatif basah.
• Proses pengeringan dapat dilakukan dengan
penjemuran selama 1-2 hari sampai kadar air mencapai sekitar ± 40 %, dengan tebal lapisan kopi
kurang dari 3 cm (biasanya hanya satu lapis)
dengan alas dari terpal atau lantai semen.
• Biji kopi dibalik-balik setiap ± 1 jam agar tingkat
kekeringannya seragam.
• Jaga kebersihan kopi selama pengeringan. d. Pengupasan kulit tanduk/cangkang
Pengupasan kulit tanduk/cangkang pada kondisi
biji kopi masih relatif basah dapat dilakukan
dengan menggunakan huller yang didisain khusus
untuk proses tersebut. Agar kulit dapat dikupas
maka kondisi kulit harus cukup kering walaupun kondisi biji yang ada didalamnya masih basah:
1. Pastikan kondisi huller bersih, berfungsi normal
dan bebas dari bahan-bahan yang dapat
mengkonyimasi kopi sebelum digunakan
2. Lakukan pengupasan sesaat setelah
pengeringan/penjemuran awal kopi HS. Apabila sudah bermalam sebelum dikupas kopi HS harus
dijemur lagi sesaat sampai kulip cukup kering
kembali
3. Atur aturan huller dan aliran bahan kopi agar
diperoleh proses pengupasan yang optimum.
Sejumlah tertentu porsi kulit masih terikut bersama biji kopi labu yang keluar dari lubang keluaran biji.
Hal tersebut tidak begitu masalah, karna porsi kulit
tersebut mudah dipisahkan dengan tiupan udara
(aspirasi) setalah kopi dikeringkan
4. Biji kopi labu yang keluar harus segera
dikeringkan, hindari penyimpanan biji kopi yang masih basah karena akan terserang jamur yang
dapat merusak biji kopi baik secara fisik atau
citarasa, serta dapat terkontiminasi oleh
mikotoksin (okhtratoksin A, aflatoksin dll)
5. Bersihkan huller setelah digunakan, agar sisa-
sisa kopi dan kulit yang masih basah tidak tertinggal dan berjamur di dalam mesin.
e. Pengeringan biji kopi labu
1. Keringkan biji kopi labu hasil pengupasan
dengan penjemuran atau menggunakan mesin
pengering mekanis
2. Aturan tebal hamparan biji kopi kurang dari 5 cm, gunakan alas pelastik atau terpal atau latai
semen. Hindari penjemuran langsung diatas
permukaan tanah.
3. Balik-balik massa kopi agar proses pengeringan
seragam dan lebih cepat.
4. Tuntaskan proses pengeringan sampai dicapai kadar air biji 11-12% biasanya diperlukan waktu
3-5 hari dalam kondisi normal
5. Hindari penyimpanan biji kopi yang belum kering
dalam waktu yang lebih dari 12 jam, karena akan
rusak akibat dari serangan jamur.
F. Sortasi Kopi Beras• Sortasi dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari
kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun,
kayu atau kulit kopi.
• Biji kopi beras juga harus disortasi secara fisik
atas dasar ukuran dan cacat biji. Sortasi ukuran
dapat dilakukan dengan ayakan mekanis maupun dengan manual.
• Pisahkan biji-biji kopi cacat agar diperoleh massa
biji dengan nilai cacat sesuai dengan ketentuan SNI
01-2907-1999
G. Pengemasan dan Penggudangan
1. Kemas biji kopi dengan menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label sesuai
dengan ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan
tumpukan kopi dalam gudang yang bersih, bebas
dari bau asing dan kontaminasi lainnya
2. Karung diberi label yang menunjukkan jenis
mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan pelarut non minyak.
3. Gunakan karung yang bersih dan jauhkan dari
bau-bau asing
4. Atur tumpukan karung kopi diatas landasan
kayu dan beri batas dengan dinding
5. Monitor kondisi biji selama disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap
organisme gangguan (tikus, serangga, jamur, dll)
dan faktor-faktor lain yang dapat merusak kopi
6. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
penggudangan adalah: kadar air, kelembaban
relatif dan kebersihan gudang. 7. Kelembaban ruangan gudang sebaiknya 70 %. - Pengolahan
Kopi Cara Semi Basah (Semi Washed Process)
0 Response to "Profil Usaha Kopi Bubuk"
Posting Komentar